Selamat malam Denis dan malam di New York yang pikuk. Pagi
ini Kricak begitu teduh, tukang ider
bakpao pagi-pagi itu sudah lewat, dan segalanya makin sempurna dengan suara Bu
Roro menyapu latar depan rumahnya. Repetisi suara lidilidi sapu yang bergesekan dengan
aspal jalan makin mengisi apa yang sedang lowong dari pagi seperti ini:
ketidakhadiranmu dan kerinduan seisi rumah kepadamu. Aku senang mendengar kabar
kau sudah sampai New York, Bapak Ibu tampak begitu gemati melihat fotomu dan
Niko di bandar udara John F. Kennedy. Kami punya harapan besar kepadamu, untuk
suatu saat kau bisa sampai juga pada impianmu untuk menembus pameran di galeri-galeri di New
York. Aku ingat bahwa pada suatu saat aku pernah menyusur jalan di sekitaran
pecinan di sana, kuberjalan pada sebuah street
yang kanan kirinya galeri-galeri indie belaka. Melihat semua itu aku
teringat dua hal saja, kamu dan Yoshitomo Nara- idolamu itu. Dalam bathin aku
berdoa, Ya Tuhan semoga suatu saat
sampailah adikku di galeri-galeri sini. Dan sampai di sana adalah langkah
awal doaku itu bakal kabul. Betapa penantian dua tahunmu berbuah manis, dan
betapa pula setiap penantian yang setia selalu menggetarkan. Hmm.. semua
kebahagiaanku hari ini bolehlah menjadi milikmu, dan tolong jangan berhenti di
sini saja. Banyaklah minum air putih, sebab itu akan menjagamu dengan kokoh
dari makanan-makanan sampah yang akan kautemu dengan mudah di sana. Janganlah
banyak stress pada tugas-tugas yang bejibun, sebab hati yang gembira adalah
obat.. hahaha. Lagipula kau sangat tahu bahwa siapapun yang bersungguh-sungguh
akan berhasil. Matisse bisa saja menjadi menjadi tukang buah, Murakami bisa
juga tetap menjadi pemain jazz dan tak menulis, atau Pollock bisa pula acuh
pada tumpahan cat yang tak sengaja itu. Nasib seniman, kurasa, cuma ditentukan
oleh kesungguhan dan konsistensi pada apa yang sedang ia kerjakan. Sedang kesempatan hanyalah satu dari sekian
hal yang mengiringinya saja. Aku lama percaya dan masih percaya betul bahwa kau lahir untuk melukis, seperti yang kaubilang
ketika mengutip siapa-ya-aku-lupa, bahwa buatmu to paint is to love again. Waaa.. keren.
Kurasa begini saja. Kricak Kidul mengharapkanmu selalu sehat
dan bisa kembali dengan pencapaian yang kaudapat dengan jerih yang haibat. Kami
merindukanmu dengan perasaan senang, dengan rindu yang akan kami simpan saja
pada sebuah sudut kosong di bekas studio gambarmu. Supaya kelak jika kau
kembali, kangen kami ini masih saja terjaga dan tetap syahdu begini. Ya sudah,
salam buat Kentucky dan sekolahan barumu ! (Oiya, Kapan kita kolaborasi lagi?
hhe hhe hhe)
Masmu,
KG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar