Apa yang Dipikirkan Bapak Ibu dari Atas Gedung Tinggi di Pittsburgh
sudah hampir lima belas tahun
dari kata bijak kuno: hidup dimulai pada umur empat puluh.
dan tak ada yang berkurang dari waktu yang terus maju,
kecuali hal-hal yang makin sulit diingat, dan ketakutan-ketakutan yang makin
gampang dicecap.
Bapak:
di atas gedung, pittsburgh adalah kepadatan yang lain.
kepadatan yang memintal cinta puluhan tahun dengan kesadaran singkat, bahwa
cinta itu ada. bahwa ia manis. dan tak ada yang bisa menyelami selain berdua
kita di sini. atas nama angin dan lampu-lampu kapal. astaga, kita sudah
setinggi ini. dan demi tuhan, aku ingin hidup tiga puluh tahun lagi !
Ibu:
aku menerima matamu bertahun-tahun lalu tanpa bertanya
kecuali semuanya sudah langsung terjawab lewat mimpiku di sebuah perempatan yang
lengang. ibuku menjahit dan bapakku membaca koran. kakak-kakakku bergantian
memijat bapak dan nasi belum ditanak. sore segera gelap dan kau masih tinggal
dalam pikiranku hari ini. maka sampai juga kita di sebuah bangunan tinggi di
mana bayang-bayang pikiranku pun tak pernah menggapainya. elok. cinta adalah
hadiah paling semerbak dari perdebatan-perdebatan rumah bordil. polisi dan
kejar mengejar. bumi dan isinya berporos pada waktu yang kau dan aku takkan
pernah sanggup membaginya. kau tahu ini.
mungkin demikian yang dipikirkan bapak ibu. angin timur
dan keasingan di negeri orang. negeri yang angkuh dan kasar tapi lembut sebab
perbedaan hampir tak punya ruang untuk saling kikis.
kepada kesempatan barangkali mereka ucapkan, cheers !
Oktober,
2015
P.S: May God always grant you two with many years and happiness,
Congratulations for the 25th Wedding Anniversary !