Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Senin, 30 September 2013

Apik-Apikan Dari Kami atawa Penggemar Rahasia

Apikan-Apikan Dari Kami atawa Penggemar Rahasia


bapak, seperti kau tahu
perlu kauikuti setiap waktu
gerik-geriknya dari susah
ke susah lain
ceritanya dari jatuh
ke jatuh lain
tentu juga cintanya yang
pada tuhan itu, pada ibu kami itu.


bapakku, ia penangkap waktu
menangkap zaman seperti kupu-kupu
memberikannya pada kami
liwat cerita dan kisah-kisah lalu.
kisah soal kemiskinan, misalnya.
semua orang miskin, kau tahu.
tapi semua orang juga kaya.
kau boleh jadi kaya
sebab cerita dan pikiranmu tak habis
tujuh turunan


kau boleh jadi miskin,
miskin rindu, lengang, dan banyak uang.
tapi kebahagiaan, begitu bapakku bilang
adalah keluarga dan
cinta-cinta di sekitarnya


maka di tahun yang kian tambah
kuberi satu puisi lagi baginya
abjad-abjad hangat di kertas kering. kau tahu


puisi seorang nahkoda,
bagi gubuk kecil dan
lagu hujan di atap kamar.


puisi seorang nahkoda,
di doa khusyuk
yang tak pernah
sia-sia.


Selamat !


2013


Ilustrasi: Labdo Grahito

Alegori Hidup Untuk Seorang Mati

Alegori Hidup Untuk Seorang Mati


kemarin pagi ia tiada
meninggalkan rindu, kecap lamis, dan
tidak bunga-bunga.
ia tiada dengan
sendirinya
dibawa angin sepanjang
lagu tuan-tuan di cafe
dinyanyikan biduan-biduan
dengan rok
segembung sebelas ikat mawar kuning
di kota ibu, kota baru


ia adalah masa kemarin
yang sudah maghrib
sudah purna untuk hari
yang tak lagi
punya tempat untuk
terang siang
dan lawak keras di bawah
pohon hazelnut


ia dan budinya sudah mati,
kemarin pagi
bibirnya dibawa ke jakarta
dimakamkan di hatiku yang jeru


santa ana. santa ana.


2013

Ilustrasi: Labdo Grahito

Rabu, 25 September 2013

Gerimis atawa Patung Nama-Nama

Gerimis atawa Patung Nama-Nama


hujan jatuh di ujung jalan kembang. kau, kau, dan aku berdiri
di antara perasaan ngambang.
aku menumbuhkan hatiku di minaret-minaret tinggi,
menyerukan salam dan mendoakan nama-nama di tiap awan lewat.
santa ana. santa ana.
kau menangis di pojokan park street, meminta perhatian
pada tiap tapak kaki jalanan kosong, bekas ban bis-bis tadi
siang, dan segala erangan orang-orang malam.
darah. kau menuang darah dan meminum anggur, memecah roti
dan melahap daging-daging merah.
cinta. cinta menenggelamkanmu pada mata kunang-kunang
di seberang taman situ: santa ana. santa ana
puting susu kekasihku telah membatu.


2013


Ilustrasi: Labdo Grahito

Selasa, 24 September 2013

Bis Lajur Lima

Bis Lajur Lima


apa lebih berharga
selain kesetiaan?
kesetiaan pada masa silam
pada dingin-dingin ronda malam
pada muram durja wajahmu sore waktu
pada jam sebelas siang
pada bel istirahat kedua


bis lajur lima,
kopata nomer lima.
tak lagi kujumpa
di sekujur jalan


di depan kopertis sana
sama juga
kelas empat limaku hilang
dimamah air mata
dan asap-asap hitam.


2013


Ilustrasi: Labdo Grahito







Selasa, 17 September 2013

Jejak Tuhan Kemarin Itu

Jejak Tuhan Kemarin Itu


tiga tahun lalu membekas di jalanan haneda
ada bapak ibu dan tahun baru
belum ada sedih pandit buat biru
belum ada PSS sebesar ini
denis yang naturalis, dimi dan kecambah,
despina begitu manis


kawan-kawan di sudut jalan, pada tiap prapatan,
protelon, dan jalan-jalan layang
bumi, origen, dan kitab-kitab
agustin, apologetik, dan macam-macam
wulang, tugu, dan kepulangan


Santa Ana. Santa Ana.


atlanta, new jersey,
turkey dan makanan-makanan pesta.
shalem dan kutuk-kutuk tukang tenun.
hilanglah, dibakarlah.
kesedihan di sepanjang jamaica way


kutitipkan jejak-jejak kecemasan jelang malam
waktu brookline sepi dan beberapa pikiran
pergi merantau
seperti aku, di negeri sabrang


mantra Indian lalu suku-suku sekitar
di antara mereka tak ada
yang bisa singkap
: ruh kita simpan rahasia.
bulan bintang matahari
dan cibiran orang
mataku dan matamu di sebuah
petang marah-marah
di pagi kabut embun
dan ciuman pekat


Santa Ana. Santa Ana


Tuhanku hari ini.


2013


Ilustrasi: Labdo Grahito