Remeh-Remeh Kemerdekaan
kisah cinta kita memang tinggal ampas
tapi aku mengusahakannya dengan segala yang kubisa buat
jika kebohongan kauolokkan di mukaku sekitar seribu kali
bumi berputar dalam sekian detik
aku tetap tak akan mencumbumu habishabisan
sebab begitulah bunyi mazmur
yang terdengar seperti rintihan
Daud mengerang kepada Tuhan atas nasib pedih yang dia alami.
seperti aku tak bisa tak memilihmu sebagai kekasih hati yang paling pahit.
jika bercinta adalah ruang yang kekal
aku memberitahumu satu dua hal
tentang itu dengan kejujuran yang samar dan lamat, cuma buat
kauludahi. tapi toh, aku masih saja mampu menulis puisi.
bukankah, sayang, bukankah?
dendam juga yang menggerakkan setiap mesin mobil di macet
siang-siang?
bukankah, sayang, bukankah?
dendam juga yang membuncitkan perut perempuan kudus yang
akan membesarkan anak sendirian yang serasa asam cuka itu.
hidup, sayang, hidup adalah anak-anak kali yang bermuara
pada pertemuan yang lebur.
dan sampai kini, cintamu yang pelit itu masih saja
mengagumkan, indah, dan sanggup membikin aku luluh lantah. hiroshima, sayang,
lihatlah kota-kota yang lama kena atom. daun pun menjadi abu. sundal-sundal dan
laki-laki belang menyatu jadi debu di keramaian yang paling khidmat pada 1945.
tahun 2015. cinta kita belum sama sekali merdeka. dari
rasan-rasan dan kesumat yang dipendam. dan kita masih sepasang. cantik, bukan?
Kricak Kidul
kalo cinta cintaan memang kau jagonya
BalasHapushahaha tapi kalau tikung menikung kau ahlinya 😌
BalasHapus