Buat November: Boston- Kricak
inilah kenapa aku
menaruh waktu padamu
derap itu. senyum nanang, umpan iyak ke kaki gani.
bola plastik bergulir lambat. rumah tinggi, debu pasiran.
debum jatuh kami di sana, dalam keriangan.
waktu serupa kopi yang dituang pelan
di cangkir venti. kue pisang, kudapan lain hadap-hadapan.
kenangan berlalu belumlah tandas.
coba ada tempoyak..
riverside. arlington. boylston
hujan angin mendinginkan arteri.
batako di sepanjang chinatown
serupa tukang cerita
yang kelelahan
boston amat beku,
kricak kembali diputar
: sore kami tegap dengan layangan.
senar gelasan menyayat pelan.
rindu nanar memantik air mata
di busung dada
merah jenar mega situ
kepak bangau nuju tenggelam
gema adzan dan lengking manis bapa muazin
niscaya kricak larut di senjahari
dan kami pulang mandi
pupur, meja belajar,
ibu nasihatkan pentingnya aritmatik.
seiring dengan itu-
para banci keluar
bersama laron di lampu jalan
pada relung bathin, dikau tahu betul
kopi ini makin hangat
makin menggenang
kian curiga pada bisik-bisik
langit mendung
dan november,
apa kabar gerangan
salam.
Brookline,
11.2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar