Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Sabtu, 02 Januari 2016

Natal

Natal


Sekiranya tiga derajat lalu dingin tak membikinku gemetar, aku akan terus menyanjungmu sebagai kekasih terbaikku di tahun-tahun ketika samsara tiada bersuara. ketika segala decak kagummu kepadaku perlahanlahan berubah kian muram.
bahkan bila segala tadi diukur dari jarak tempuh, dan seberapa manis kisah ini terus diceritakan. segalanya tetap menjemukkan.


mama tahu, aku memintal ketulusan sejauh yang aku sanggup. dan bila malam sudah terlalu jauh menggelapkan maling-maling tobat yang menekuri tahajud dalam isyarat-isyarat gugup mereka, kita tentu akan menangis merasakan jerebu rindu yang putus-putus.


bahkan lagi apajika sepersekian keuntunganku bertemu kau dengan takaran keberuntungan yang sudah diarsipkan oleh sang hyang bumi ini, tampaknya kita akan berkutub-kutub membentuk penolakan yang sama keras. hanya satu pasukan badai itu yang kupunya buatmu, meski telah kudoakan agar ia menjagamu dengan baik-baik belaka. beberapa orang memang diciptakan untuk memiliki sengit tak putus yang tanpa alasan, dan kuharap kita tak memiliki satu pun. kukira, mengasihimu dengan rendah hati pun tak cukup. aku perlu sedikit lebih wajar. supaya natal tetap membingkiskan pada bathinku sukacita yang kupesan.


26122015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar