Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Rabu, 09 September 2015

Pidato Pemakaman Dari Sisi Lain

Pidato Pemakaman dari Sisi Lain

Oleh: Alex Karcher


segenap yang mula-mula bakal terakhir mengabur
akan termeterai oleh tembok mulus dan wewangian pinus
aku tetap sabar, sunyi menunggu tanda dari janji tak bertanda
untuk beristirahat dengan sejahtera
pada ranjang sempit berdinding beludru-
singgasana dari hatiku yang paling ungu
sulaman paling manis dengan tenun kain satin
( kau tahu, melawan kemapanan yang pucat telanjang adalah
serangkaian kesia-siaan )


gema dari tahun-tahun yang lewat
juga dari hari ini sendiri, barangkali
segera mengangkat ruh
keluar dari kabut kefanaan
bangkit sebelum mataku, seperti musim- tragedi itu
waktu-waktu tak tertambat biasa berkelana
ke tempat yang tak bisa direngkuh
dikawal sayap-sayap serupa kilat-kilat jauh
bersama serempak sayup-sayup suara surgawi
kekallah kenanganmu


peti mayat paling mengesankan ini
terukir melengkung indah nan mewah
tapi pada akhirnya khidmat juga menembus bahtera bathinku
terisap ke palungan bumi yang jeru
(ah) segala itu tak segagah kemewahannya
tak pula semengesankan dermaganya
fana. fana sekali
niscaya semua sama juga
di hadapan komuni jemaat cacing-cacing tanah.
tak berhenti di sana,
untuk beberapa saat lagi aku pun akan
terbaring geli di situ
tak bisa elak dari induk semua iba: debu
( sebab ini semua makhluk tahu,
karenanya mereka tak bisa berhenti percaya )


terkejutlah daku, tentu
sama seperti cacing-cacing buta tadi, yang menggeluti cahaya-cahaya
hidup dicerna perut bumi.
ketika kulihat diriku di ujung kanal
bergerak tak ke atas tak ke bawah melainkan menuju keluar.
seperti aku berjalan mundur ke arah corong yang melebar
aku bertahan bergantung di dunia terbuka baru yang,  
juga mengabur samar,
melahirkanku kembali secara lembut gemulai
: hadiah paling murni dari pandangan yang ma’rifat
kutahu itu biasa disebut orang sebagai “cinta”
tergores langsung dari kaki lamaku yang compang-camping,
(ah) pita putih bersinar dari jalan-jalan penting di bumi
menuju cahaya kekekalan
menuju kegemilangan dan kebenaran
ke dalam jiwa Tuhan yang Maha Rahim.


2015


PS: Sorry I just translated your super tricky poem in my language after some years of waiting, thanks for your patience hahaha. Happy Birthday, Alex. Ah.. Again, I know that I am late on this as well. In your birthday you are not given a gift, but instead, you are giving some heavenly view to those who read this. Wow, so profound :”) I miss drinking together like the old days, talking crap about crap people and realizing that we are the crap ourselves. God grant you many years, man. Boston is a nice city, it sure will gather us again we don’t know when. Or you will come to my hometown next year? by the way.. I am 10,30% done with my novel 50 Goddard Ave. LOL
Disclaimer: Don’t try to google translate my translation or you will cry in your room like a bald priest.


 
Lager and Words


2 komentar: