Sajak Di Hari Mendung
maka kucabut juga
alang-alang
yang tumbuh di
pulau-pulau kecil
tubuhmu situ
dalam suatu cerita purba di kepalaku,
hutan adalah tahun
yang mengeras
sebab cinta tak terbalas.
ia membisu dengan pamit
paling pedih.
kemudian ekor api
datang dari langit
melesat cepat seperti racau panjang
mulutmu yang bohong
rindu cepat
mencegahmu dari
marah-marah. tapi itu saja tak cukup
1/
di mimpiku aku
mendengarnya jelas.
dengung suaramu.
lenguh di kuping
pacarmu.
seolah-olah kepadakulah
semua dituju
bintang
bergerak-gerak
kaca kamar.
jendela kamar.
pusing berita
gelap.
dendamkah itu?
2/
aku tiada takut
pada kehilangan
pada kesunyian.
sebab sendirilah
aku
jadi daif di antara
kesalehan yang liat
3/
kupu-kupu pincang
kau telah seratus
kali
menginjak kecoa lemah
namamu akan membatu seperti kencing
menyaru dalam kabut pagi-pagi betul
kemudian kau
bangun sebelum salak anjing hutan
tiga kali kokok
ayam
sekali jerit
tangis mama
matamu berkhianat
lima kali
lebih cepat dari
indera tangkap lumba-lumba
****
Pada akhirnya
pikiran dan
jiwamu sendiri
tumpul. lumpuh.
selama-lamanya.
Brookline,
31 Okt 2014
Cadas banget bahasanya. Ijin share, boleh?
BalasHapushalo Jeng, apa kabar? makasih ya :)
Hapusya boleh dong, masak gaboleh. hehe