Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Jumat, 31 Oktober 2014

Sajak Di Hari Mendung

Sajak Di Hari Mendung


maka kucabut juga alang-alang
yang tumbuh di
pulau-pulau kecil
tubuhmu situ


dalam suatu cerita purba di kepalaku,
hutan adalah tahun
yang mengeras
sebab cinta tak terbalas.
ia membisu dengan pamit
paling pedih.


****


kemudian ekor api datang dari langit
melesat cepat seperti racau panjang
mulutmu yang bohong


rindu cepat mencegahmu dari
marah-marah. tapi itu saja tak cukup


1/
di mimpiku aku mendengarnya jelas.
dengung suaramu.
lenguh di kuping pacarmu.
seolah-olah kepadakulah
semua dituju


bintang bergerak-gerak
kaca kamar. jendela kamar.
pusing berita gelap.
dendamkah itu?


2/
aku tiada takut
pada kehilangan
pada kesunyian.
sebab sendirilah aku
jadi daif di antara
kesalehan yang liat


3/
kupu-kupu pincang
kau telah seratus kali
menginjak kecoa lemah
namamu akan membatu seperti kencing
menyaru dalam kabut pagi-pagi betul


kemudian kau
bangun sebelum salak anjing hutan
tiga kali kokok ayam
sekali jerit tangis mama


matamu berkhianat lima kali
lebih cepat dari indera tangkap lumba-lumba


****


Pada akhirnya
pikiran dan jiwamu sendiri
tumpul. lumpuh.
selama-lamanya.


Brookline,

31 Okt 2014

2 komentar:

  1. Cadas banget bahasanya. Ijin share, boleh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Jeng, apa kabar? makasih ya :)
      ya boleh dong, masak gaboleh. hehe

      Hapus