Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Selasa, 28 Oktober 2014

Saya dan Sepakbola, Tuan

Saya dan Sepakbola, Tuan


saya ada di sana, di pertandingan itu
saya hampir menangis waktu nasib tim kami hampir buruk sore itu
beruntung gol datang, tuhan baik, malam cemerlang, semua makanan terasa lezat nan enak, lebih dari itu. tim kami menang


anda akan sulit membayangkan
kenapa sepakbola demikian menguras perasaan
padahal pada banyak pertandingan, hasil-hasil mudah ditebak dengan prasangka jelek


anda akan sulit menerima, kenapa kami suka jadi brutal tiba-tiba
padahal kami baru saja datang dari masjid, dari gereja, dari doa-doa kamar


saya ada di sana, ketika stadion mulai gelap
ruh ruh gemuruh tribun mulai singup
pertandingan usai, peluit dibunyikan, wasit telah kelar menjadi gusti, dan kini mungkin sedang leha-leha


anda tidak ada di sana
di hari ketika tim kami hampir tak punya apa-apa
ketika para pemain sama miskinnya dengan kami
dan semua perangkat pertandingan
malih rupa jadi vampir-vampir penagih hutang


saya ada di sana, anda tidak


saya hampir menangis,
saya laki-laki kalah
yang datang ke stadion untuk melupakan nasib buruk
dan kisah cinta murah meriah


saya bisa merapal nama mereka
lewat sejarah yang berulang


dan sepakbola. dan sepakbola
adalah kemungkinan-kemungkinan gampang
bagi kami yang ingin beranjak dari kesedihan


anda perlu mencatatnya, tuan.



2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar