Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Jumat, 27 November 2015

Dari Studio Batu

Dari Studio Batu


Halo.


kepadamu, biar kuceritakan sanctuary ini dalam komposisi:
mimpi kanak-kanak, omong kosong, doa, serta marah seperlunya. di mata wulang sering kulihat gowongan. Terowongan gelap dan membingungkan. kita pernah di sana, kita sering ke sana. bertandang berkunjung berbagi jam lima sebelum kotabaru membuka liturginya.


dari studio batu pula, kami mendengarkan lagu melly dan mengenang mendung di luar sebagai dunia keras yang barusan takluk. kemudian seni, ia adalah sekian kemungkinan yang baru saja ngendap macam air comberan. seperti kata cinta yang mustahil dapat bahasa atau nylempit dalam lembaran kamus murah meriah. kukira kamu tahu sekali.


sedang sebentar malam datang dengan nama-nama penerbitan, mancing cari penggawean, dan kajon pejalan kulit putih yang kemungkinan besar tak begitu menjajah.
satu lagi, bir dingin yang kepalang larang.


kami menukar duit pada tiap lekuk jalan sosrowijayan yang mulai kami akrabi, lalu kucerita begini padamu lewat matahati. di antara itu orang-orang mengabarkan jokja lewat media sosial, dengan pengikut tanggung dan gambar telur. inilah kotakota di mana bata batu tumbuh serupa nganga mulut bapa tua rajatega.


o di lain tempat.. di kantor-kantor besar rasuna said atawa tower-tower penggerus air, tommy mengintip rok supervisor bulat pepaya yang tabu bicara senggama. jakarta sekeras-kerasnya.


sebelum sebentar the adams akan konser di gawai kami yang malang, kau yang kuceritakan masih belum juga ketemu muka. puisi ini hampir jadi, tunggu sebaris lagi.


(okelah)
rindu seperti memang perlu
berjalan bak tiktik jam dan dengus papipapi.


halo. masih di sana? Novemberku?


2015


Studio Batu kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar