kemarin pagi ia tiada
meninggalkan rindu, kecap lamis, dan
tidak bunga-bunga.
ia tiada dengan
sendirinya
dibawa angin sepanjang
lagu tuan-tuan di cafe
dinyanyikan biduan-biduan
dengan rok
segembung sebelas ikat mawar kuning
di kota ibu, kota baru
ia adalah masa kemarin
yang sudah maghrib
sudah purna untuk hari
yang tak lagi
punya tempat untuk
terang siang
dan lawak keras di bawah
pohon hazelnut
ia dan budinya sudah mati,
kemarin pagi
bibirnya dibawa ke jakarta
dimakamkan di hatiku yang jeru
santa ana. santa ana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar