Frankfurt
: di ujung telpon
maka kemudian kita
beramsal
bercerita kepada masing-masing kuping
kuping kita-kita ini
tentang lagu yang beroktaf tinggi
dengan rebana dan kecapi
semua memuji-muji
di situ barangkali,
si ibu menyuguh masa lalu,
cerita tentang kota kecil
di mana jam 5 mulai pulang orang-orang ke kompleks kami
helm kuning
dan siap mandi. siap sholat
siap berdoa. siap makan malam. siap bercinta. siap bersedih.
siap merenungi urip. siang menangis bersama istri. siap menemui hari depan yang
cemas. siap bertapa dalam miskin yang menjadi
begitulah kira-kira
kemudian si ibu menyimpan lagi kenangan-kenangan itu
berhenti tepat di makan malam
aku mengambil anggur
menyajikan isi kepala
di keheninganmu. di kesepianmu
di kota-kota yang menekanmu
menjadi perajin yang murung
Stubat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar