Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Senin, 29 Desember 2014

Dari Boim ke Stubat dan Malam di Gowongan

Dari Boim ke Stubat dan Malam di Gowongan
 : untuk tahun yang cantik jelita


hari sudah hampir tutup, janji kami sudah ingkar, tapi niat kami belum. grup boim adalah grup yang sering mengkhianati kesepakatan, sekaligus menjaganya rapat-rapat. paradoks terbaik yang kusaksikan tumbuh nyaman serupa belukar di depan rumah pak dalsim, seorang tua di masa kecilku yang memilih bertapa menjadi rahib di gelap rumahnya sendiri.


" mengko kumpul jam 9 tet ning omah wulang, nek kecu ditinggal."
kata-kata ini tak cuma sekali, tapi lebih dari tujuh puluh enam kali diucapkan setiap kami mau berkumpul, toh itu cuma gertak yang tak menakutkan belaka. pertemuan, mungkin kami anggap sebagai sebuah arketipe dari nasib yang gemilang. bertemu, betapapun telatnya, lebih berharga daripada tidak kumpul. bincang-bincang yang cair memungkinkan kami yang introvert menemukan jati diri lain sebagai extrovert. barangkali sebab itulah alam bawah sadar menuntun kami pada sikap 'sek dienteni dilit meneh.'


jam sudah lebih dari jam 9, obrolan di kamar wulang makin hangat. bapak-ibu wulang menyimak diam-diam, dan kami makin asyik. para boim suka mengolok-olok diri sendiri, menertawai kebodohan, dan menyalahkan orang lain. itu komposisi yang pas untuk sebuah grup, menentukan ketidakcocokan dan membagi ketidakcocokan itu kepada anggota, seperti membagi komuni. itulah liturgi kami.



" si fulan dan fulan kae wonge wagu banget, yo, mbiyen adewe ra dianggep saiki nyedaki-nyedaki ngono.."
" kuwi buah karya, bung. karyane adewe meneng-meneng mengubah banyak hal. termasuk pandangan orang."


di luar yogya dingin, di kamar wulang yang mini-size segalanya jadi hangat. pada dinding-dindingnya banyak tergambar coretan-coretan lama kami, termasuk gambar AC dua dimensi yang tampak begitu komikal. kami tinggal menunggu duta, laki-laki yang gemar mengkritik dan bernada kiri, beralasan rumahnya jauh dan kadang tepat kadang telat. biasanya dia memang punya urusan dengan kekasihnya, mereka menjalin kisah kasih sudah sejak delapan tahunan lalu- semoga selalu awet.


akhirnya duta datang, kami langsung mengomentari tiap apa yang dikenakannya, sebab dia ini walaupun suka bicara kiri, tampilannya brandy haha. dia langsung mengambil duduk di sudut kamar, sedikit bicara tentang curah hujan di daerah godean dan blablabla.


sudah hampir satu dekade sejak perjumpaan perdana kami, belum pernah ada memoar atau sekadar catatan kecil tentang perjalanan kami- boim family. tidak ada catatan tentang muasal nama atau sejarah kapan didirikan, tahu-tahu kami merekat begitu saja. semuanya hampir seperti sulap, abrakadabra, jadilah boim family sampai dua tahun belakangan sepakat menamakan diri studio batu. maka hadirlah tulisan ini, untuk memungut apa yang bisa diceritakan ulang, betapa tahun berganti lagi sejak kali perdana menjelajah kretek kewek, dan kami masih begini- dengan perubahan sana sini. semoga selamanya tetap teguh, penuh cinta, dan tinggal dalam rumah ketakmengeluhan. amin.



dari boim ke stubat. dari kami yang kanak-kanak ke kami yang beranjak berbulu lebat. selalu ada ruang untuk tiru-tiru, untuk mengimitasi keadaan sekitar sebagai wahana belajar.
sudah lama betul sejak kami melakukan prodo gagal di dinding-dinding liar bersama anak-anak sebaya lain, yang kelak beberapa di antaranya menjadi sohor, dan kami berjalan pelan keluar dari dunia melukis tembok itu (kalo saja  Nick23 baca, pasti dia ingat betapa passion kami waktu itu lebih duwur ketimbang bakat).



tejo memutuskan untuk masuk IPA, meski ia tahu bahwa film hanyalah satu-satunya future road bagi hidupnya yang cemerlang. Telah banyak film sejak ia memutarkan film pendek pertamanya di dagen, film yang wagu bukan kepalang. Tapi selalu ada pengorbanan yang manis, dimanapun itu. wulang pun, ia belajar di kawah candradimuka bernama papermoon. kami bersaksi dari dia yang turah waktu sampai dia yang membayangkan bila sehari dibuat lebih dari 24 jam, haha- dalam keterbatasan kita senantiasa merengek-rengek kemustahilan.
fabek tetap misterius dan tiap tahun jadi lebih teatrikal, ranggaye diam-diam mampu beli motor lanang sendiri berkat proyek yang sering ia simpan sebagai kejutan. tommy meniti karier menjadi manager raminten uborampe setelah sekian lama ingin jadi pemain basket pro,dan mancing sudah tak lagi giat menggerinda. time flies dan kita selalu punya kesempatan untuk tercenung kok iso ngono yo.




***


akhirnya semua komplit berkumpul setelah ragil dan yodi, para musisi grup band kontemporer saka asal condongcatur, datang bersama klebes hujan. muka-muka klentruk dan teruk. rupanya mereka usai manggung. gowongan penuh dengan kewajaran, kami menyambut mereka dengan kebahagiaan yang buncah, seperti ada parade di relung bathin kami sekalian. batu studio serupa mercu ketika kami sedang bingung menentukan arah kapal. atau rumah kokoh ketika di luar hujan badai sedang menyusahkan. jam sudah hampir menunjuk angka 12, tak ada yang ditinggal, kami segera ke ganjuran. berdoa untuk semua hal yang lumrah dan wonderful dan ciamik yang telah Gusti Pangeran beri. amin.


Boston

12302014




Tidak ada komentar:

Posting Komentar