Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Selasa, 30 Desember 2014

Puisi Akhir Tahun

Puisi Akhir Tahun


puisi merupakan perayaan. aku mengatakannya padamu sekali,
dan dua kali, dan tiga kali,
dan tidak akan kuhentikan pada keempat kalinya.


ai hai, tahun keempatbelas di abad dua satu,
kau segera pergi dan aku tak perlu berat-berat menahanmu.
puisi menyelamatkanku dari tindakan murah macam itu.


akan kukenang kau seperti bintang di hub galaksi yang mati 
lama sekali sebelum kutulis ini.
" aku tak lagi punya perasaan yang besar."
kuterima pesanmu dengan teduh
seperti night at lake unknown waktu
malam tahun baru hampir menjelang. 
ouzzo dan india pale ale. octoberfest.
mendung. di luar mendung.


" but I can't live outside the moment,
and it keeps leaving me behind"


lampu oranye menyepuh di kamarku yang rapat. 
rak buku. lukisan telanjang si anu.
selamat natal, kata mama. lonceng gereja.
bila saja semua kenangan bisa diloakkan, barangkali
manusia tak perlu ada yang miskin.
tak perlu ada gawang-gawangan sandal. tak perlu
keluar pahlawan dari gang-gang susah di montevideo.
santa cruz. rio. banda. ungaran. klajuran. wates. manapun


selamat tahun baru, kata puisi.
semua orang memanggul tahun yang berat supaya 
tahun besok mereka lebih kuat, katanya lagi.
biar kunyalakan kembang api di antara jarak ini. 
lewat puisi. izinkan aku menciummu sekali-kali.


Athens, GA

31 Desember 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar