: Wiji Thukul
“ Jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus berhati-hati
barangkali mereka putus asa “
katamu satu waktu.
Aku curiga juga,
“ Jika banyak orang
mengenang syair dan kepergianmu
yang kapan entah itu,
kita harus sadar
barangkali mereka menaruh harap
bahwa kau masih menulis sajak. “
Beberapa hal di bumi ini
Boleh kekal
Sebagaimana namamu, Wiji
Salah satunya ialah Hujan
Lewat deras dan koor-koor air di setapak jalan
Ia menancapkan sekaligus:
Harapan dan mata-mata kata yang sunyata
Sebagaimana engkau,
Lewat riak-riak dan syair-syair rentak
Jutaan manusia
Terus mengenangmu sebagai
Hujan
Harum
Dan puisi
Sepanjang hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar