Musim Hujan
tidak ada senja, blabla, and other stories.
tapi aku menikmati kopi ibu--
di situ aku berdiam dan mengamati solid halaman luar. alpukat pare lidah buaya dan taneman lombok.
membayangkan bila saja kali ini aku tidak di pulau jawa.
tapi di kuba menikmati rum dan beberapa batang sigar havana, yang padat. kesat. disesap dalam-dalam di beranda depan hampar ketapang. amboi
sayang cuma
hujan. tiada senja tapi kopi
mereka
membuatmu melek, segala kenangan enak saja bergerombol datang tanpa ketuk seiring tetes air di bocor genteng.
papa.. papa. tambal-tambal mereka esok hari, please. atau cat ulang, kumohon or i'll do it myself when time is right
sedang
bukankah benci mudah sekali terarah ke tempat banyak orang suka membicarakannya.
dan menurunkan maksud puisi-puisi atau prosa atau cerita-cerita yang dibuka dengan hujan atau senja, atau kopi, atau kenangan sampai tiada sampai maksud bagusnya. alamak asik.. betapa romantisme perlu ditetak lantas dikuliti,
lagi pun peradaban tidak selalu terbentuk dari hal manis
semua itu
tak terlalu berlaku buat sedih, sebab kesedihan rata dibagi kepada siapapun
dalam banyak urusan. gembira susah dan macam-macam
tak terlalu berlaku buat sedih, sebab kesedihan rata dibagi kepada siapapun
dalam banyak urusan. gembira susah dan macam-macam
hujan senja dan kopi. kenangan
tentu saja.
tentu saja.
puisi jelek
sekali waktu
Kricak Kidul
032017
sekali waktu
Kricak Kidul
032017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar