Ode Buat Kota Kita
sumur kota kita takkan pernah kering,
meski seribu kemarau
bersemayam di kedalamannya
apa namanya jika bukan
percakapan yang kudus
rindu malu dan dada
sesak.
degup jantung berkelindan
sengaja berkeliaran
berjamjam
tangislah yang menyeka
gagu.
transito dan hari
minggu.
kelengkeng pingpong dan latar depan
bau hujan juga senyum
ibu
derit sofa dan geli
di antaranya
“ aku mencintaimu.“
“ betulkah?“
( betul )
jarak menjauhkan diri
ini
dari suaramu yang
lirihsayu
bulan mengendap
jadi tahun. mengitar
matahari
mengorbit
masa dulu
oh kau
sungguh
kita
adalah kota
purba
yang jarang diziarahi
penduduk rantaunya.
begitulah tapi,
puisi ini buatmu.
Brookline
02272015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar