: Ragil Wibawanto
bukankah pikiran kita lebih
baik menguap?
sebab telah banyak
kesedihan dan pertentangan
di antara tembikar dan tukang
periuk,
di antara tuah kayu salib yang kauyakini benar.
di antara tuah kayu salib yang kauyakini benar.
sebab juga kebencian sering tak
tuntas disikat
tajam tatap para pacar di mata mereka yang
netes diam-diam
tajam tatap para pacar di mata mereka yang
netes diam-diam
masa lalu itu, gil
adalah bincang di lorong
kelas kita yang panjang.
bukankah kenangan kita lebih baik
menguap?
sebab cuma induk ayam yang memeram
penyesalan selama dua puluh hari.
selebihnya diri kita yang sering
kikuk pada jarak, jenjang kaki cinta-cinta baru
dan satu kali di hidup kita,
marah-marah itu benar ada.
Brookline,
122013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar