Drama Itu Bernama Diri Kita
jalanan itu
yang menjadi penonton
setia bagi kemesraan kita
yang usang dan sudah
di antara hal-hal manis
cuma ciuman sececap
dan rindu seukuran biji limau
yang senantiasa kaukatakan
padaku
selainnya. begitu mudah kau menguapkan cinta
seperti membuang berkah makan malam.
seperti membuang berkah makan malam.
kita sudah lama miskin, ay
dan kita coba kerja
untuk membangun cerita ini
dari kesungguhan
jalanan itu
malam-malam yang kusigi
sepanjang rumahku ke rumahmu
setiap hari. sedetik pun kangen ini
tak menginap di mana-mana
kecuali ruang hati kita
yang aman dan mungil.
di situlah lama kita tinggal
dalam harapan akan
hal-hal baik dan awet.
begitukah
begitulah, ay.
Brookline,
Juli
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar