Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Minggu, 17 Februari 2013

Sehabis hujan di Sindunegaran

Sehabis hujan di Sindunegaran


Bapak ibu tidur di rumah jauh
Seharian aku mandang hujan dari jendela kecil
Dari mana datangnya rindu?
Dari waktu turun ke doa.

Waktu dikungkung hujan
Kau akan membayangkan macam-macam
macam basah-basahan di luar
Berlarian, pasaran, petak umpat malahan
Pun ngobrol dengan Tuhan lewat Gludug.

Kau akan menghargai teh panas
Kau menyerutup dengan lidah.
Sepandai kau menyeruput kenangan.

Di balik jendela masih kaurindu kabar baik
Tapi kecemasan masih lekat di daun-daun pintu
Dan air yang terus netes dari ujung
Bunga sepatu.

Tak perlu kita hiraukan
Bentak-bentak Bu Andar
Sebab baju kita kemiskinan. Sedalam-dalamnya
Hati kita yang tak pernah jadi kaya- sebab
Iri dan dendam pada hal-hal kecil.

" Sekecil rinduku yang besar padamu. "

Surat dan kiriman biskuit
Itulah cinta dari bapak ibu
Buru-buru kusambar dan berlari
Ke luar

Tak ada hujan.
Walau jalan basah
Oleh air mata,
Doa, dan kesepian sepanjang malam..


2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar