Mengingat Andala (dan Marx, dan beberapa mixed
feelings)
di antara putih salju dan angin kencang yang akan segera
masuk ke tubuhmu
di antara rudin kota dan kerja yang rutin menyapa 11.27
malammu,
di situlah tuhan mungkin sahaja hadir dalam lampu kuning
cafe sepi
dua sendok bubuk arabika yang sudah digerusi kapulaga-
betapa sedap. kalau dapur belum tutup biar aku pesan juga
sunny side up jangan terlalu matang.
bukankah tak henti kita minta pertolongan? dari ketiadaan
menjadi ada. dari ketakberpunyaan jadi keberuntungan yang memihak. lihatlah,
the capital city of a joyful life is here. dalam irama tiga musik byzantine
yang dinyanyi meletios.
barangkali kabarnos akan bangkit dari kabut, mengambil
shovel dan menyingkirkan gumpal es di kiri kanan. cuma untuk mendengar beberapa
cengkok yang mengingatkannya pada istanbul-stin poli. kota yang hilang dan
eksodus para yunani dari constantinopel yang dijarah. digawat-gawatkan
kemenangannya oleh neo mongol botak yang menyerukan surga has been booked by
agamanya. agama dia.
hehehe. what the heck?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar