Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Senin, 16 Januari 2017

Mengingat Andala (dan Marx, dan beberapa mixed feelings)

Mengingat Andala (dan Marx, dan beberapa mixed feelings)


di antara putih salju dan angin kencang yang akan segera
masuk ke tubuhmu
di antara rudin kota dan kerja yang rutin menyapa 11.27 malammu,
di situlah tuhan mungkin sahaja hadir dalam lampu kuning cafe sepi
dua sendok bubuk arabika yang sudah digerusi kapulaga-
betapa sedap. kalau dapur belum tutup biar aku pesan juga sunny side up jangan terlalu matang.


bukankah tak henti kita minta pertolongan? dari ketiadaan menjadi ada. dari ketakberpunyaan jadi keberuntungan yang memihak. lihatlah, the capital city of a joyful life is here. dalam irama tiga musik byzantine yang dinyanyi meletios.
barangkali kabarnos akan bangkit dari kabut, mengambil shovel dan menyingkirkan gumpal es di kiri kanan. cuma untuk mendengar beberapa cengkok yang mengingatkannya pada istanbul-stin poli. kota yang hilang dan eksodus para yunani dari constantinopel yang dijarah. digawat-gawatkan kemenangannya oleh neo mongol botak yang menyerukan surga has been booked by agamanya. agama dia.


hehehe. what the heck?



11172017




Tidak ada komentar:

Posting Komentar