Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Minggu, 03 Juli 2016

Poezi

Poezi
Feat. Gregorius Ragil Wibawanto


Kamis putih-
Yang centang perenang.
Yang sungkam sungkam
Yang suam suam kuku
Yang kepalang tanggung
Yang seperti kaki dashi
Yang celaka aduhai durjana
Yang astaga membikin terpana
Yang mengurung niat berhari-hari
Yang memuja tom waits
Yang menghardik john
Yang bertarung di jalan Allah
Yang mengumpat pada jeff
Yang mengucap lafadz dengan lafal pelo
Yang tersedak air putih
Yang mengurung tembakau
Yang tersipu-sipu seperti siput
Yang membakar diri seperti sondang
Yang kurang ajar bersiul wajar
Yang marah-marah serupa gila
Yang pagi ini cemberut di hadapan editor
Yang memanggil ibu dari kedalaman jiwa
Yang lahir telanjang
Yang sembunyi ketakutan dalam Rahim
Yang melepas lajang di umur lima belas sekian bulan
Yang didakwa jalang oleh guru bk
Yang suka semangka
Yang ditampar keras oleh harapan
Yang menjilati pantat nirwana

Ah semangka
O bandara


-Demi garbarata yang seperti nama dewa
Yang sesungguhnya gua garba
Dan itu rata
O
-Demi tiket promo bagi morrisey yang homo
Oo
Ooo


Ia kaudakwa lagi
Ia menangis
Ia tenggelam
Ia jemu
Bowie terbahak di mulut surga
Ia lancarkan serangan lusuh tali kutang
Aih kau ngaceng (?)
David merapal mantra di hadapan peter
Peter tercenung
Padahal tahun menjura menapak jarak yang ribuan
Menarik-narik harapan yang dijual eceran


Sombong


Bolehkah aku membasuh mulut dengan pisuh-pisuh
Asu, misalnya
Yang gelojohnya audubilah mengintip belahan dada
Qntl, misalnya


Apa lagi?
Diam kau ! kita puisi bipolar
Kita sajak yang sulit berhenti
Kita tersesap
Meresap
Menjadi bathin
Menggerakkan tubuh
Meluruh nasib
Dan kita ke Jakarta
Mengadu duit
Meminta kembalian
Berupa jadual cuti yang agung
Hahaha kau ketawa
Kau ketawa dengan pilu paling menjadi
Dengan derai air mata kesekian



:Diam adalah soal kamuflase paling busuk soal kisah-kisah palsu yang mengetuk lagi menggedor intrik politik yang tak bosan-bosannya dipergoki malam di antara tinta kocak dan pensil bujel malaikat pencabut hasrat bercinta di siang bolong
Dengan janji laknat metropolitan kau pamitan
Adios.


Sedangkan terserah yak kau mau bilang apa padahal aku lebih memilih kau mending ciptakan dunia barumu menghuni planet-planet lama yang telah banyak anak kecil temukan dengan mata telanjang tapi urung memberi mereka nama lalu kautunjuk satu dan berilah nama “Artaruavega Kupang I”
Seperti nama kapal penyeberangan memanjangkan angan dari banyuwangi ke ketapang lalu ke bali lagi


Dan aku selalu iri pada astronot yang sukses menghidupi mimpi masa kanak-kanak
Enggan teriak
Enggak berontak
Persis aktivis tanggungan yang tak tahu diri mengumpat pada esok hari yang sudah pasti
Sengsara.
Kau tahu?


We are the hype
Kita ciptakan hits
Kita gelorakan lies
Yaudah--


Whatsapp Grup
2016



P.S: Karya ini merupakan kolaborasi antara aku dan Ragil, ditambah sekata sumbangan dari Wulang. Pada malam itu segalanya memungkinkan untuk menjadi panjang. Segalanya. Hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar