Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Kamis, 28 Juli 2016

Tentang Andala Tengah Malam

Tentang Andala Tengah Malam


aku tahu bahwa akan hujan di andala,
maka aku segera menyeberang central square. mengibas parka mengingat segala yang tak kupunya, segenggam roti dan iklan-iklan edukasi. sekolahlah ke sini dan ke sini, ia akan menjanjikanmu masa depan. mengirimkan pada makan pagimu mertua yang memohon-mohon.
di enam antara sebelas dan dua belas. malam, tentu saja. kau mengerti itu.


rice pudding dan baklava
shakshokeh dan double apple hookah
kupencent tuts layar pencet itu
mengirimkannya buat andy di dapur. Insha Allah. ia akan memotong onion tomat dan menaburkan oregano. percis. dan aku akan bersiap mendengar bel


"is everything good, sir?"
aku menuang air melihat murung dan membaca gelap. oh poor sir. poor thing.


aku menerima komplain. orang arab, membayangkan yaman, libanon, serta arab yang lain-lain. ini boston. city of the scholars. all the way from everywhere. from poverty and loneliness.


di mana maria dan maryam tanpa beda menangisi betlehem, yerusalem. menotol-notol humus mengingat batu dan sumpah-sumpah tanah terjanji. membuang masa lalu penjara rutuk bedil sampai ke epiphany


di sisi lain. aku yang asia selalu merindukanmu. menjagamu dalam doa. membisik lirih: eropah.. eropah..


Kotagedhe
July 2016



Life is An Action On Whose Camera

Life is An Action On Whose Camera


and i go and i go, and you'll regret and you will 🎶
-- scene demi scene bercampur tatap derap dan detak yang mendadak
kita tiarap dalam canggung
yang makin-makin


"we'll make this shot possible.."
ok pak director


kekasihku kian jauh
dia pergi ketelan
tetes hujan. menyimpan hatinya padaku dalam-dalam. kangennya. ciumnya. peluknya. lama-lama


di pantai, pada deru ombak dan angin yang semilir, aduhai,


aku minta. aku berusaha meminta
lewat jerih upaya terbaik
yang tidak merepotkan
menyetelkan something vague sampai apatis ria di chevy biru. mobil pertamaku.
kau tahu, itu kubeli dari wangi kopi turki dan itikad-itikad bagus. nama baik dan semua yang jauh. keringat kerja keras dan bentak-bentak. dengan beberapa bundel dollar aku membaca mohammad ali. mengagumkan his rough life and his great love behind.


sungguh..


scene demi scene tercampur tatap derap detak dan mendadak
kita tiarap dalam canggung
yang makin-makin


"yaak.. perlahan-lahan. tatap matanya dalam-dalam. jangan lihat ke kamera. seakan kamu nyaman saja, senyamannya.. action!"
ok pak director.


Kotagedhe

July 2016




Senin, 11 Juli 2016

Apakah-

Apakah-


kau kokang rindu kosong
dengan pesan berganda-ganda


ini minggu di mana
kesucian tercecer
bahkan di muka
tepi kali


kau boleh, mungkin saja,
menganggap ini metafor
atau kesungguhan.
sebab rutin telah membuat kita lupa
pada cinta dan kesudahan


1.
oh. ini hujan
kau tahu tuhan. kau ciptakan itu
terus menerus
siang panas dan sore hujan
ini hujan, tuhan


2.
Apakah pacarku di dalam mimpi
akan bertemu pacarnya
yang sedang nyala
baik raga maupun rasanya
baik cium maupun peluknya


di bubungan awan, kekasihku
sayangku yang geli dan
berjejal acuh
bolehkah. bolehkah,
kita simpan lebih banyak


tanya-tanya itu



2016


Minggu, 03 Juli 2016

Poezi

Poezi
Feat. Gregorius Ragil Wibawanto


Kamis putih-
Yang centang perenang.
Yang sungkam sungkam
Yang suam suam kuku
Yang kepalang tanggung
Yang seperti kaki dashi
Yang celaka aduhai durjana
Yang astaga membikin terpana
Yang mengurung niat berhari-hari
Yang memuja tom waits
Yang menghardik john
Yang bertarung di jalan Allah
Yang mengumpat pada jeff
Yang mengucap lafadz dengan lafal pelo
Yang tersedak air putih
Yang mengurung tembakau
Yang tersipu-sipu seperti siput
Yang membakar diri seperti sondang
Yang kurang ajar bersiul wajar
Yang marah-marah serupa gila
Yang pagi ini cemberut di hadapan editor
Yang memanggil ibu dari kedalaman jiwa
Yang lahir telanjang
Yang sembunyi ketakutan dalam Rahim
Yang melepas lajang di umur lima belas sekian bulan
Yang didakwa jalang oleh guru bk
Yang suka semangka
Yang ditampar keras oleh harapan
Yang menjilati pantat nirwana

Ah semangka
O bandara


-Demi garbarata yang seperti nama dewa
Yang sesungguhnya gua garba
Dan itu rata
O
-Demi tiket promo bagi morrisey yang homo
Oo
Ooo


Ia kaudakwa lagi
Ia menangis
Ia tenggelam
Ia jemu
Bowie terbahak di mulut surga
Ia lancarkan serangan lusuh tali kutang
Aih kau ngaceng (?)
David merapal mantra di hadapan peter
Peter tercenung
Padahal tahun menjura menapak jarak yang ribuan
Menarik-narik harapan yang dijual eceran


Sombong


Bolehkah aku membasuh mulut dengan pisuh-pisuh
Asu, misalnya
Yang gelojohnya audubilah mengintip belahan dada
Qntl, misalnya


Apa lagi?
Diam kau ! kita puisi bipolar
Kita sajak yang sulit berhenti
Kita tersesap
Meresap
Menjadi bathin
Menggerakkan tubuh
Meluruh nasib
Dan kita ke Jakarta
Mengadu duit
Meminta kembalian
Berupa jadual cuti yang agung
Hahaha kau ketawa
Kau ketawa dengan pilu paling menjadi
Dengan derai air mata kesekian



:Diam adalah soal kamuflase paling busuk soal kisah-kisah palsu yang mengetuk lagi menggedor intrik politik yang tak bosan-bosannya dipergoki malam di antara tinta kocak dan pensil bujel malaikat pencabut hasrat bercinta di siang bolong
Dengan janji laknat metropolitan kau pamitan
Adios.


Sedangkan terserah yak kau mau bilang apa padahal aku lebih memilih kau mending ciptakan dunia barumu menghuni planet-planet lama yang telah banyak anak kecil temukan dengan mata telanjang tapi urung memberi mereka nama lalu kautunjuk satu dan berilah nama “Artaruavega Kupang I”
Seperti nama kapal penyeberangan memanjangkan angan dari banyuwangi ke ketapang lalu ke bali lagi


Dan aku selalu iri pada astronot yang sukses menghidupi mimpi masa kanak-kanak
Enggan teriak
Enggak berontak
Persis aktivis tanggungan yang tak tahu diri mengumpat pada esok hari yang sudah pasti
Sengsara.
Kau tahu?


We are the hype
Kita ciptakan hits
Kita gelorakan lies
Yaudah--


Whatsapp Grup
2016



P.S: Karya ini merupakan kolaborasi antara aku dan Ragil, ditambah sekata sumbangan dari Wulang. Pada malam itu segalanya memungkinkan untuk menjadi panjang. Segalanya. Hehehe

Jumat, 01 Juli 2016

Jelang Maghrib

Jelang Maghrib

: Wulang Sunu


setiap jokja adalah setiap pulang
setiap dirimu adalah setiap warung.
yang menunggu waktu iftar


-sedang setiap kau adalah setiap aku


dalam matamu itu, kucium dari jauh
kundalini yang gurih dan tertahan
juga sesak dari hari kemarin
piala eropa. piala eropa. dan setiap apa yang berteriak di jalan-jalan


bukankah ketergesaan juga lampu-lampu surup
yang sering memaksa kita kembara jauh sampai ke melbourne. sampai ke bangkok. sampai ke chattanooga. melintasi tanjung-tanjung. "Sawadhikrap.."
memandangi lazuardi yang berganti
warna dan naga-naganya.


tapi kadang abaikanlah banyak-banyak upaya siasia


biarlah kita melebur
dalam obral obrol yang murah
memandangi ceruk bathin
dan tertawa setegas-tegasnya


hahahahahahahha!
oi..


Angkringan Paha Mulus
( Paket Harga Murah dan Tulus)
Jokja