Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Selasa, 29 Maret 2016

Surat Kepada Diri di 2016

Surat Kepada Diri di 2016

: Hosea Hatmaji

Kepada Yth. Raja Kricak (haha),


Seperti tahun-tahun yang lalu, seperti biasanya saja, aku akan menulis surat buatmu. Sebab melalui ini kita bisa beranjangrasa dan berbagi, mengerti dan bercermin tentang apa yang bagus dan apa yang kurang. Lagipula ini tanggal 30, sebentar lagi maksudnya. Apa sudah kaucium itu pacarmu? Payah.


Yang pertama, aku ingin mengatakan hal ini, bahwa makin tua kau makin bodoh saja. Yang kedua, makin kemari kau tampak makin bingung pada tema-tema besar yang seakan begitu kuat sudah kaubidik pada masa-masa kebelakang. Kota besar, kota dingin, stiker di toilet bar, muntah semenjana nan pecundang sebab Goose IPA yang ia tenggak kebanyakan. Aku mafhum jika kini kau makin kuat dalam hal ini. Berkali-kali kauhabisi anggur merah sampai pagi, demi memaki lautan tempat kapalmu bingung membaca angin. Sialan hehehe. Di antara itu kau masih saja menulis, percaya sekali bahwa puisi bisa menyelamatkanmu dari banyak hal. Yaudahlahya, menurutku sih itu bagus sekali. Bukankah dari situ orang akan bisa membaca pikiranmu sekaligus tidak mudah menduga orang seperti bagaimana sebenarnya kau ini? Kau ini.. haduh.


Pada setiap Maret yang hujannya aneh dan kelewat sering, kau makin meresapi Shell Games dari kekasih kesayanganmu- the one and only, Conor Oberst. Berikut biar kukutipkan kebajinganannya:

Distorted sounds on oscilloscopes
Distorted facts, I could never cope
My private life is an inside joke
No one will explain it to me

Hahahhaa. Selamat ulang tahun ya, aku tidak pernah membayangkan itu. Kau ingat betul bagaimana gemilangnya Buffon di umur-umur 28 tahun. Atau Cristiano Ronaldo yang dulu moncer waktu kau masih di sekolah dasar. Ternyata tua juga dia sekarang, dan punya juga dia segalanya. Sebagusnya, kembalilah seperti dulu, tariklah diri lebih dalam dan sesaplah waktu sedikit-sedikit. Supaya makin paham kau bahwa khawatir pada hal-hal remeh tidak membikinmu jadi lebih kuat.


Dan tentu.. Bon Voyage-lah ya buat besok Kamis, semoga Boston menyambutmu dengan lebih hangat dari biasanya. Belajarlah setiap waktu, seperti kau biasanya itu. Dan ingat untuk jangan pernah mengeluh, jangan. Pada keadaan yang blangsat atau kebosanan yang meradang haha.


Salam,
Dirimu


Stubat,
03302016

Kamis, 10 Maret 2016

Arrived in Kedungdoro

Arrived in Kedungdoro


irama rancak itu, mengisap
para cak di sepanjang jalan


panganan adalah ruh kota ini
padat jalan dan kelelahan
pojok cafe bir dan biduan pasar. 
gincu dan bedak murah. O !


anggaplah sajak ini foursquare, atau path, atau medium
apa saja supaya kamu tahu,
ada yang perlu diumumkan dalam perjalanan:
Penemuan
Kemungkinankemungkinan..


kutiti pelan-pelan
dalam sebatang. pesan-pesan mama
lagu-lagu cinta dan kiri kanan kasak kusuk gerhana lusa


axis mundi di situ. rombongan ziarah bagi hidup yang terjal
begitulah. kedungdoro ini. dalam ramainya
ada khusyuk pada tempat kopi pinggiran dan ketan susu


demikian manis,


Kedungdoro

03072016

Rabu, 02 Maret 2016

Boston 224

Boston 224


aku tahu bahwa akan kurindu kau-
kota yang dingin
Huruf t di bis gandeng yang panjang
nasib baik dan kampung halaman
jejak logan di mana ban pesawat mendarat
bau angin dan kincir-kincir pembangkit
ada gairah bagi kota ini,
ada r tertekuk pada lidah si john
arab peranakan yang lama menginggris
menyusur hampshire dan menjadikannya rumah


di pub. di jenggot tebal redneck dari south
akan kupesan pale ale satu pitcher
akan kuhabisi lingsir dari lagu-lagu oberst
Kunanti tengah tahun.
kunanti pulang dan sedap senyummu
meski benci lebih banyak mengantri di situ
dari kau dan setiap cinta
di gaung nama-nama perempuan biru


demi apapun, boston, akan kubikin
sebanyak-banyak sajak
buatmu dan kangen yang melinu ini



02182016



Frankfurt

Frankfurt

: di ujung telpon


maka kemudian kita
beramsal
bercerita kepada masing-masing kuping
kuping kita-kita ini
tentang lagu yang beroktaf tinggi

dengan rebana dan kecapi
semua memuji-muji

di situ barangkali,
si ibu menyuguh masa lalu,
cerita tentang kota kecil
di mana jam 5 mulai pulang orang-orang ke kompleks kami 

helm kuning
dan siap mandi. siap sholat
siap berdoa. siap makan malam. siap bercinta. siap bersedih. siap merenungi urip. siang menangis bersama istri. siap menemui hari depan yang cemas. siap bertapa dalam miskin yang menjadi


begitulah kira-kira
kemudian si ibu menyimpan lagi kenangan-kenangan itu
berhenti tepat di makan malam


aku mengambil anggur
menyajikan isi kepala
di keheninganmu. di kesepianmu

di kota-kota yang menekanmu
menjadi perajin yang murung


Stubat

2016


Sleepless Night of Ours

Sleepless Night of Ours


kita akan pergi ke utara
ke hijau warung membeli gulajiwa
persis seperti begitu, dingin pikat menembus gelap
tanpa takut
-kemiskinan, seperti sama kita sepakat
takkan membawa kita kemanapun
bahkan tak kepada sepotong martabak tanpa daging


1. kita akan bersulang
merutuk dan memaki dan menangis
bahwa ada kepulangan
yang tidak serius


2. kita akan bersulang
merutuk dan memaki dan menggerutu
bahwa wang sesekali
sanggup membikin pilu


3. kita akan bersulang
merutuk dan memaki dan belajar
bahwa besok siang adalah
malam yang kita tanam dalam-dalam


di antara itu kita berdiri, bernyanyi keras
menabuh drum dan sesekali
bertanya ke dalam
kenapa cinta mudah sekali hilang


dan datang
dan melintas seperti


pagi di mana gelap kamar
bersikap bijak
pada hari yang akan rantas


maka,
bersoraklah dalam sedih !



2016




Untuk Sebuah Tango

Untuk Sebuah Tango

Τα λεφτά μου όλα δίνω για ένα tango
κι ένα άγγιγμά σου κάτω από το τραπέζι- Haris Alexiou


sebab banyak maghrib,
hujan, sering
memberi gawat
bagi jelang malam,
maka akan kubayar berapapun
untukmu memberikanku sebuah nyanyi. sebuah tari. sebuah kecup.
aku menyayangi


oleh batas kerana jarak
pelukanmu tidak begitu dekap
suaramu kedap
apa yang melesat
pada kita yang terlanjur kebas


kumandang adzan memanggil
orang dan kibas mukna
menemui tuhan dan berbisik
membayangkan kekasih
pula cinta tak kena


maka akan kubayar sebuah tango
sebuah tari sebuah nyanyi
dari kau yang
kunanti pada
sore
macam begini


Stubat

2016


Surat dari Canggu

Surat dari Canggu

: Ragil


Seperti pesananmu, sebuah puisi
mungkin bir. mungkin si dengky
mungkin percakapan tentang stubat
mungkin ombak dan tampias matari yang barusan


di jakarta tommy memaki rutin
di kesenjangan dan jarak kita memeram masa depan


bule ciuman dan abang maghrib
tampak biasa
namun menenangkan


bukankah awanan bergambar anjing bermainan
tampak sama sekali jauh
dari rudin macet kota
dan gelap yang pasti-pasti


marilah menikmati, marilah senang, bahagia. marilah anggur merah.
menyayangi dan segalanya


Salam dari Bali,


Pantai Canggu bersama Dengky dan Wulang Sunu,
dan sebotol bir

2016