Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Selasa, 04 Agustus 2015

08/04/2015

 08/04/2015


Selamat malam Denis dan malam di New York yang pikuk. Pagi ini Kricak begitu teduh, tukang ider bakpao pagi-pagi itu sudah lewat, dan segalanya makin sempurna dengan suara Bu Roro menyapu latar depan rumahnya. Repetisi suara lidilidi sapu yang bergesekan dengan aspal jalan makin mengisi apa yang sedang lowong dari pagi seperti ini: ketidakhadiranmu dan kerinduan seisi rumah kepadamu. Aku senang mendengar kabar kau sudah sampai New York, Bapak Ibu tampak begitu gemati melihat fotomu dan Niko di bandar udara John F. Kennedy. Kami punya harapan besar kepadamu, untuk suatu saat kau bisa sampai juga pada impianmu untuk menembus pameran di galeri-galeri di New York. Aku ingat bahwa pada suatu saat aku pernah menyusur jalan di sekitaran pecinan di sana, kuberjalan pada sebuah street yang kanan kirinya galeri-galeri indie belaka. Melihat semua itu aku teringat dua hal saja, kamu dan Yoshitomo Nara- idolamu itu. Dalam bathin aku berdoa, Ya Tuhan semoga suatu saat sampailah adikku di galeri-galeri sini. Dan sampai di sana adalah langkah awal doaku itu bakal kabul. Betapa penantian dua tahunmu berbuah manis, dan betapa pula setiap penantian yang setia selalu menggetarkan. Hmm.. semua kebahagiaanku hari ini bolehlah menjadi milikmu, dan tolong jangan berhenti di sini saja. Banyaklah minum air putih, sebab itu akan menjagamu dengan kokoh dari makanan-makanan sampah yang akan kautemu dengan mudah di sana. Janganlah banyak stress pada tugas-tugas yang bejibun, sebab hati yang gembira adalah obat.. hahaha. Lagipula kau sangat tahu bahwa siapapun yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Matisse bisa saja menjadi menjadi tukang buah, Murakami bisa juga tetap menjadi pemain jazz dan tak menulis, atau Pollock bisa pula acuh pada tumpahan cat yang tak sengaja itu. Nasib seniman, kurasa, cuma ditentukan oleh kesungguhan dan konsistensi pada apa yang sedang ia kerjakan. Sedang kesempatan hanyalah satu dari sekian hal yang mengiringinya saja. Aku lama percaya dan masih percaya betul bahwa kau lahir untuk melukis, seperti yang kaubilang ketika mengutip siapa-ya-aku-lupa, bahwa buatmu to paint is to love again. Waaa.. keren.


Kurasa begini saja. Kricak Kidul mengharapkanmu selalu sehat dan bisa kembali dengan pencapaian yang kaudapat dengan jerih yang haibat. Kami merindukanmu dengan perasaan senang, dengan rindu yang akan kami simpan saja pada sebuah sudut kosong di bekas studio gambarmu. Supaya kelak jika kau kembali, kangen kami ini masih saja terjaga dan tetap syahdu begini. Ya sudah, salam buat Kentucky dan sekolahan barumu ! (Oiya, Kapan kita kolaborasi lagi? hhe hhe hhe)


Masmu,

KG



Tidak ada komentar:

Posting Komentar