Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Senin, 21 Juli 2014

Waltz yang Cocok Untuk Kita

Waltz yang Cocok Untuk Kita


keajaiban, ay
tak pernah datang tiba-tiba
ia mesti melewati segenap 
perjalanan yang kautolak 
dan rindu yang kauhindari


di antara diriku dan dirimu
ada hamparan padang
gambus dan kecapi
yang bersuara lebih keras
dari teriak laki-laki mabuk di 
jamaica bar-
mungkin dia tak tahan sengat vodka.
tajam wiski tanpa kola.
barangkali hidupnya suram
mungkin cintanya kelam
tapi percayalah, kita lebih menyedihkan dari itu


kita gelar pesta kita sendiri
matikan lampu remang biru
tinggal gelap


waltz itu mengalun
waltz for zizi
kita bercumbu
dalam panas cemburu
yang berakar rimbun




Juli 2014


Jumat, 18 Juli 2014

Drama Itu Bernama Diri Kita

Drama Itu Bernama Diri Kita
  

jalanan itu
yang menjadi penonton
setia bagi kemesraan kita
yang usang dan sudah


di antara hal-hal manis
cuma ciuman sececap
dan rindu seukuran biji limau
yang senantiasa kaukatakan
padaku


selainnya. begitu mudah kau menguapkan cinta 
seperti membuang berkah makan malam.


kita sudah lama miskin, ay
dan kita coba kerja
untuk membangun cerita ini
dari kesungguhan


jalanan itu
malam-malam yang kusigi
sepanjang rumahku ke rumahmu
setiap hari. sedetik pun kangen ini
tak menginap di mana-mana
kecuali ruang hati kita
yang aman dan mungil.


di situlah lama kita tinggal
dalam harapan akan
hal-hal baik dan awet.


begitukah


begitulah, ay.


Brookline,
Juli 2014 

Rabu, 16 Juli 2014

Satu Perayaan Bagimu

Satu Perayaan Bagimu


berbisiklah di keheninganmu, ay
meski telah pergi kita
ke sarang kunang
yang terbang mengitar
diri masing-masing


dahan rindang kering
tepi anak sungai
tajam sisi batu andesit,


demi waktu yang kian
kota-kota itu telah menari bagimu


Weltmeister
apa yang tersembunyi
di balik matamu
yang seadanya


berita koran
berita dendam
tak sampai ujung lidah
mengucap rindu kesekian


kabut itu menyingsing pelan
aku mencarimu, ay


Brookline
07162014

Kamis, 03 Juli 2014

Ingatan Kanak-Kanak Menjelang Pemilu

Ingatan Kanak-Kanak Menjelang Pemilu


Ada waktunya kita tak kenal politik
Ada waktunya kita tak ambil peduli
Ada waktunya kita cuma suka es krim
dan permainan tetris yang bikin kesal
Ada waktunya hiruk pikuk itu menjemukkan
Ada waktunya kita begitu jauh dari
partai apa pak apa dan partai apa pak apa
Ada waktunya harapan itu terpatri di lini-lini kelas
“anak-anak mau jadi apa?”
“dokter, bu”
“insinyur, bu”
“astronot, bu” jawab Roni yang paling suka majalah Bobo
“itu keinginan yang keren” Bu guru sangat memuji Roni
“supir bis, bu” jawabku sekenanya
Bu guru, bagaimanapun, selalu pasang muka masam
Ada waktunya dokter dan insinyur tak kita paham
Tapi kita kenal dekat dalam cita-cita
Ada waktunya astronot nampak keren
Sebab, barangkali, siapa yang tak mau mampir ke bulan
Lalu membawa segenggam tanah di sana
Dan memberikan pada orang rumah sebagai bingkis-bingkis


Tentang bulan itu. Ia mengingatkanku juga
pada dahimu yang terjal
Aih sayang, bukankah kita tak pernah mencintai dalam kesempurnaan?


Brookline
07032014