Sajak Kecil Untuk Lowell
Lowell begitu merdu menjelang maghrib
aku berlutut di adzan kecil. Di balik jendela
meletakkan rinduku di tanaman Lombok
merantasinya dengan sambal yang mengingatkanku
pada rumah dan bau tangan ibu
Lowell, seperti kota kecil lainnya..
ingatan berlarian di mana-mana
mencumbu risau hati pada senja
yang kudus dan meletup-letup
Perantau tak pernah berhutang
pada tempat mereka tinggal
tapi tiada pernah habis
membayar bahagia, sedih
dan perjalanan mahal
dari pohon kersen ke cemara hujan
Di antara perjalanan itu ada tangis, getir
kangen, pasrah,
penerimaan
dan banyak kecemasan yang
tak rampung dipintal
tapi berhasil dikemas sederhana dalam
cerita-cerita di meja makan
Langit Lowell ialah langit
yang memaksamu
tumbuh
2013
Foto: Dokumen Pribadi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar