Aku dan Kamar

Aku dan Kamar

Sabtu, 20 April 2013

Di Kotagede

Di Kotagede


Bila aku merindukan tempat
Saat ini,
Pastilah itu Kotagede


Aku dan kekasih
Sekali beli perak
Untuk disembunyikan
Sepandai kami
Melupakan ciuman


Di Kotagede
Kami sama-sama
Membiarkan cemburu
Gantung di
Hati paling
Tinggi


Aku dan kekasihku.
Kami pandai sekali lena
lelap pada apa saja


Kami bersembunyi di balik waktu
Menyembunyikan sungging-sungging senyum
Dan tangis yang setia serta pada
Tiap siang-siang kami


Dari Kricak ke Kotagede
membangun gereja dan bait-bait puisi
Atau bangku-bangku sekolah dasar
-- ialah cincin kawin tapi bukan


Kami memang pandai
Cepat-cepat menangkap waktu
Sebelum mereka berlalu
Dan kami tetap tinggal
Tak terisap. Terisap seperti
Batu di lumpur hidup


Dari Jakarta ke Tokyo
Dari Tokyo ke Minnesota
Dari Minnesota aku makin lupa
Wajahku tinggal di kaca-kaca bandara
Tapi tangis tetap becek di
Lantai-lantai Soekarno- Hatta


Kotagede tentu adalah
Miniatur dari cinta.
Cinta dan rasa lupa itu sendiri.
Dan semua yang palsu.
Kami mematri semua yang asli
Pada jari-jari nakal kami
Membubuhkan syair-syair
sebelum menamatkannya dalam ciuman.


2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar